Home / Ekonomi / News

Sabtu, 24 September 2022 - 13:43 WIB

Komisi B Apresiasi Hotel Berbintang di Surabaya Bantu UMKM Naik Kelas

Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, John Thamrun (Foto: Ist)

Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, John Thamrun (Foto: Ist)

iBenews.id – Produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Surabaya kini semakin mudah bisa mejeng di hotel-hotel berbintang di Surabaya.

Tak heran maka kemudahan tersebut mendapat apresiasi dari Komisi B DPRD Kota Surabaya.

Komisi B DPRD Kota Surabaya sangat mengapresiasi para pengelola hotel yang mendisplay produk UMKM dari pelaku usaha warga Kota Surabaya.

Seperti diketahui, Pemkot Surabaya terus berkomitmen untuk mendukung penggunaan produk UMKM di Kota Pahlawan. Karenanya, pemkot kembali menjalin kerjasama dengan puluhan hotel berbintang, melalui Penandatanganan atau Nota Kesepakatan Bersama (NKB) tentang Penggunaan Produk UMKM Pemberdayaan Masyarakat di Kota Surabaya antara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan perwakilan dari 58 hotel se-Surabaya di Lantai 2 Balai Kota Surabaya, Senin (12/9/2022).

Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, John Thamrun mengatakan, sebelum penandatangan NKB antara Pemkot Surabaya dengan perhotelan, salah satu hotel di Jl. HR. Muhammad sudah memajang atau mendisplay untuk dijual ke para tamu hotel seperti, kain dan baju batik, souvenir kalung hingga produk Mamin (Makanan dan Minuman).

“Bahkan, untuk breakfast pun ada makanan dan minuman hasil produksi UMKM warga Kota Surabaya, ini sangat bagus untuk menaikan kelas pelaku UMKM,” ujar John Thamrun di Surabaya, Jumat (24/09/22).

Ia menjelaskan, bentuk kerjasama antara hotel dan pelaku UMKM layak untuk diteruskan, karena ini merupakan program Pemkot Surabaya dibawah kepemimpinan Eri Cahyadi dalam upaya mendukung keberadaan UKM dan UMKM agar semakin maju penjualannya.

“Baik secara ekonomi maupun untuk memperkenalkan apa yang menjadi keahlian warga Surabaya disektor UMKM,” jelas politisi PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.

John Thamrun menerangkan, keberadaan produk UMKM warga Kota Surabaya di hotel-hotel, selain berdampak pada peningkatan ekonomi warga, tentu berdampak juga pada sektor pariwisata di Surabaya.
Terpenting Pertama, kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya ini, kemasan atau packaging produk UMKM harus diperhatikan. Kedua, pentingnya peran serta Pemkot Surabaya dalam hal ini Dinas Koperasi dan Perdagangan untuk melakukan pengecekan, pengamatan di lapangan untuk melihat sejauh mana demand atau permintaan pasarnya.

“Laku atau tidak, jika laku kan bisa ditingkatkan lagi dengan diberikan space khusus produk UMKM hasil warga Kota Surabaya. Seperti hal nya di daerah wisata lain seperti, Bali dan Lombok dimana setiap hotel ada stand khusus UMKM untuk melakukan penjualan di tempat tersebut,” terang JT, sapaan akrab John Thamrun.

Dirinya kembali menambahkan, jika sudah ada stand khusus UMKM di setiap hotel di Surabaya, maka bisa diindikasikan Surabaya juga merupakan daerah wisata, dimana bukan hanya produk UMKM nya saja yang di display namun pelakunya juga ada di stand tersebut.

“Hotel kan hanya memfasilitasi standnya saja, silahkan warga Surabaya mengexplore produk UMKM dengan bagus termasuk kemasan atau packaging nya, dan ini baik untuk peningkatan taraf ekonomi warga Kota Surabaya,” ungkap John Thamrun.

Sementara itu Executive Assistant Manager Hotel Harris Bundaran Satelit, Yosi Agustinus Riyanto mengatakan, pihaknya ikut dalam NKB dengan Pemkot Surabaya untuk mendisplay produk UMKM warga, dan Hotel Harris Satelit sangat mendukung dari apa yang dilakukan Pemkot Surabaya ini.

Hanya saja, kata Yosi, yang akan kita lakukan kerjasama tentu kita prioritaskan adalah UMKM warga Surabaya yang dekat dengan hotel kami. Jadi jangan sampai UMKM yang lokasinya jauh dari hotel kami, sementara warga terdekat tidak kita rekrut.

“Sebetulnya sebelum dilakukan NKB dengan Pemkot Surabaya, hotel kami sudah lama merekrut UMKM warga terutama dibidang makanan dan minuman,” tambah Yosi.

Yosi pun mengaku penjualan selama ini cukup bagus selama ini. Ia mencontohkan batik yang didisplay setiap hari bisa laku 4 hingga 5 potong batik.

“Kalau ada tamu bisa memborong untuk dibawa ke daerah asalnya, “kata Yosi.

Ke depannya lanjut Yosi, pihaknya akan memperbanyak display produk UMKM. Tidak hanya batik namun juga produk craft lainnya.

“Souvenirnya seperti kalung, gelang dan bros. Kita sedikit mengurangi souvenir yang terlalu kecil. Yang visible saja gampang dilihat mata, “ungkap Yosi.

Kedepannya lanjut Yosi, masih akan ada pembahasan lebih lanjut untuk menggunakan produk UMKM sebagai bagian dari fasilitas hotel.

“Kita masih cek juga apakah memang dari rekan-rekan UMKM apa memenuhi standar kualitas hotel. Kita juga jaga jangan sampai produk yang kita gunakan tidak sesuai dengan standar yang ada, seperti kualitas bahan dan kekuatan. Untuk kuliner, harus memperhatikan higienitas dan sanitasi produk, “jelasnya.

Yosi pun berharap dengan adanya Nota Kesepakatan Bersama (NKB) tentang Penggunaan Produk UMKM Pemberdayaan Masyarakat di Kota Surabaya dapat membantu UMKM naik kelas, berinovasi dan terus memperbaiki kualitas produknya.

“Semoga rekan-rekan UMKM bisa lebih kerja keras mencapai standar hotel yang ada, “pungkasnya. (iB-1)

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Menparekraf Sebut Ekonomi Kreatif Sebagai Masa Depan Indonesia

HEADLINE

Sandiaga Uno Tindak Tegas Soal Praktik Pungli di Pulau Kanawa Labuan Bajo

Nasional

AMDK Diduga Tak Steril dan Belum Kantongi Izin BPOM Beredar Di Tangerang Selatan

LABUAN BAJO

Bule Borong Produk UMKM saat Festival Golo Koe Labuan Bajo di Manggarai Barat, NTT

HEADLINE

Dorong Peningkatan Kunjungan Wisman, BPOLBF Kenalkan Labuan Bajo ke Turis Australia Melalui Famtrip

HEADLINE

Rizki Juniansyah Sumbang Emas Olimpiade Paris 2024, Pecahkan Rekor Angkat Besi

HEADLINE

Wujudkan Perjanjian Kerja Sama Kementerian ATR/BPN-Polri, Menteri AHY & Kapolri Sepakat Cegah Masyarakat Jadi Korban Konflik Pertanahan

HEADLINE

Pemerintah Rencana Bentuk Satgas Tangani Kasus Kecelakaan Kapal di Labuan Bajo