Beritalabuanbajo.com, Labuan Bajo – Sejumlah turis asing memborong produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dipasarkan masyarakat dalam gelaran Festival Golo Koe 2024 di Marina Waterfront Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Berbagai produk lokal mulai dari kopi khas Manggarai, gula merah, hingga kacang mente diborong oleh kelompok turis asal Spanyol.
“Tadi mereka beli banyak, mulai dari kopi, gula, ada juga kacang mente. Mereka sempat mencoba kopi dan tertarik makanya beli,” ungkap Rikardus Taris, salah satu pelaku UMKM di Festival Golo Koe, ditemui Senin kemarin.
Selain turis asing, lanjut Rikardus, booth nya juga ramai dikunjungi wisatawan domestik hingga para peziarah yang datang meramaikan gelaran festival tersebut. Dampaknya, omzet harian pun meningkat.
“Sehari bisa dapat bersih Rp 2,5 juta sampai Rp 3,5 juta. Meningkat tajam dari hari-hari biasa. Ramai yang datang sejak hari pertama,” ungkapnya.
Rikardus menyampaikan terima kasih kepada Keuskupan Ruteng, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang telah menggelarkan event tersebut.
Festival seperti ini menurutnya sangat membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat kecil. Ia mengaku bersyukur dan berterima kasih diberikan kesempatan berpartisipasi dalam festival religi itu.
“Semoga ke depan selalu banyak kegiatan yang melibatkan UMKM. Itu akan sangat membantu kami di tengah situasi ekonomi yang kurang baik,” kata dia.
Untuk diketahui, lebih dari 200 UMKM hadir memeriahkan festival ini. Mereka berasal dari komunitas, paroki, dan perorangan, di wilayah Keuskupan Ruteng yaitu Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, dan daerah lain di NTT.
Festival Golo Koe yang bertujuan mewujudkan pariwisata holistik di wilayah Keuskupan Ruteng, Manggarai Raya dengan motto berpartisipasi berbudaya dan berkelanjutan digelar pada 10-15 Agustus 2024 itu telah ditetapkan sebagai kegiatan tahunan oleh pemerintah daerah dan Keuskupan Ruteng.
Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng mengatakan, Festival Golo Koe menjadi ajang untuk mempererat kerukunan antarumat beragama di Manggarai Barat.
“Pada festival ini, Bunda Maria akan diarak mengelilingi laut, melibatkan berbagai sanggar, termasuk dari teman-teman yang beragama Islam, Protestan, Hindu, dan Buddha. Toleransi ini terlihat jelas melalui festival ini,” ujar Weng.
Sementara itu Uskup terpilih Labuan Bajo, Romo Maksimus Regus, menyampaikan bahwa Festival Golo Koe tahun ini menekankan tiga aspek penting: ekonomi, budaya, dan spiritual.
“Pertama, aspek ekonomi melalui kehadiran UMKM beberapa hari ke depan, kedua, aspek budaya melalui pementasan tarian budaya kolosal, dan ketiga, aspek rohani melalui prosesi Maria dan Misa Akbar,” jelasnya.
Ia berharap Festival Golo Koe dapat memberikan dampak signifikan, terutama dalam sektor pariwisata, serta bagaimana semua pihak dapat merasakan manfaat dari festival ini.
“Festival ini berusaha mengisi aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari industri pariwisata, seperti aspek budaya, nilai kelokalan, serta keberadaan komunitas lokal dalam narasi besar pariwisata di Labuan Bajo,” pungkasnya.
Festival Golo Koe telah ditetapkan sebagai bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang menambah prestise dan daya tarik festival ini dalam kalender pariwisata nasional.