Home / News / Teknologi

Sabtu, 14 Mei 2022 - 17:59 WIB

UMKM Berkontribusi pada Pemulihan Pasca Covid-19, Menkominfo Dorong Kolaborasi di 13 Kawasan Prioritas

Menkominfo Johnny G. Plate (Dok Kominfo)

Menkominfo Johnny G. Plate (Dok Kominfo)

iBenews.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, sektor ekonomi digital termasuk dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan penting dalam pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi COVID-19.

Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan kontribusi ekonomi digital yang konsisten terhadap produk domestik bruto Indonesia.

“Di tahun 2019 kontribusi-kontribusi ekonomi digital baru sekitar 2,9% yang meningkat menjadi sekitar 4% di tahun 2020 dan kita bersama mengusahakannya agar kontribusi ekonomi digital bagi PDB di tahun 2030 sekitar 18,8%,” ungkapnya.

Oleh karena itu, diperlukan usaha secara terkoordinasi, terorkestrasi dengan baik di semua lini kehidupan perekonomian digital, baik pemerintah pusat dan daerah, para pelaku usaha, hingga para pembuat undang-undang peraturan.

“Agar usaha bersama kita untuk meningkatkan kontribusi digital ekonomi bagi produk domestik bruto secara bertahap dari tahun ke tahun terus meningkat dan secara signifikan menyumbang GDP Indonesia sebesar 18,8% di tahun 2030,” tutur Menteri Johnny.

Menurut Menkominfo, konsistensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tentu tidak terlepas dari peran dan kontribusi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Begitu besar perannya terutama melalui aktivitas perdagangan melalui platform digital. Perdagangan digital atau e-Commerce diproyeksikan memiliki kontribusi signifikan terhadap total ekonomi digital Indonesia, yang kita juga perkirakan total terdapat 70.000 pendampingan terhadap UMKM sampai dengan tahun 2024,” ujarnya.

Menkominfo menilai, jumlah itu kecil dibandingkan dengan 64,2 juta UMKM tetapi 70.000 ini adalah inkubasi yang harus dibangun sebagai percontohan untuk nanti terus dikembangkan.

Untuk itu Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mendorong transformasi digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Upaya ini salah satunya dilakukan melalui Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM, program pendampingan berkelanjutan kepada UMKM produsen di sektor pengolahan di 13 kawasan prioritas.

“Program ini akan dilakukan selama 6 bulan secara offline maupun online, melibatkan 165 fasilitator atau lokal heroes, dan dilaksanakan di 15 lokasi Training Center yang tersebar di 13 kawasan prioritas. Indonesia ini besar, mengerjakannya tidak sederhana,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat memberi sambutan dalam Peluncuran Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM secara hibrida dari Jakarta Pusat, Jumat (13/05/2022).

Ketiga belas kawasan tersebut meliputi Sumatera Utara, Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, dan Kepulauan Seribu, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

“Hampir menjangkau seluruh kawasan nusantara. Untuk mendukung fasilitas pendampingan UMKM akan disediakan starterkit berupa paket data untuk 30.000 UMKM selama 6 bulan dan dilengkapi dengan aplikasi agregator sistem Point of Sales (PoS) dan learning management system,” ujarnya.

Melalui program adopsi teknologi digital UMKM 4.0 ini diharapkan dapat terjadi peningkatan level atau scaling-up UMKM dari sisi adopsi teknologi digital yang dibagi berdasarkan empat level yaitu level beginner, observer, adopter, dan leader.

Level beginner ditujukan bagi UMKM dengan dimensi bisnis dan keuangan dan teknologi yang masih rendah. “Level pertama beginner yang paling awal, menggunakan media sosial. Kita butuh mereka mengenal bagaimana menggunakan media sosial dengan baik,” ungkap Menkominfo.

Kedua, observer atau menggunakan marketplace, bagi usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern namun dengan tingkat penggunaan teknologi yang cenderung rendah. “Kita perlu memperjuangkan dan memperkenalkan marketplace,” ucap Menkominfo.

Ketiga yaitu adopter, yaitu usaha-usaha dengan tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang cukup baik tetapi pengelolaan usaha masih cenderung tradisional, menggunakan platform fintech dan aggregator dan Point of Salessystem. Sedangkan level leader merupakan usaha-usaha yang telah dikelola secara relatif modern dan telah memiliki tingkat adopsi dan pengetahuan teknologi yang relatif tinggi.

“Atau menggunakan Big Data 3D modelling, QR Code, Augmented Reality atau Virtual Reality,” tutur Menteri Johnny.

Menkominfo menjelaskan, program ini merupakan bentuk pendampingan lanjutan dari program UMKM go digital atau digital onboarding dan bersifat lebih intensif.

Melalui fasilitas pendampingan yang berkelanjutan tersebut, diharapkan UMKM produsen sektor pengolahan dapat memperluas akses pemasaran, meningkatkan pendapatan, daya saing inovasi, serta efisiensi dan efektivitas operasional bisnis, sehingga UMKM dapat naik kelas dan lebih berkontribusi terhadap perekonomian terutama dalam proses pemulihan ekonomi pasca pandemi. (iB-3)

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Bawaslu Manggarai Barat Minta ASN, TNI-Polri Netral pada Pilkada 2024

HEADLINE

Kabulkan Praperadilan, Hakim Bebaskan Pegi Setiawan

HEADLINE

Komnas HAM Sebut Satgas TPPO di NTT Jarang Rapat, Kepala BP2MI Juga Bingung

HEADLINE

Kemenlu Ajak 23 Dubes Asing ke Labuan Bajo Genjot Investasi Sektor Parekraf

HEADLINE

Kejari Manggarai Barat Dalami Potensi Tersangka Baru Korupsi Sarpras Pramuka Mbuhung

HEADLINE

Bea Cukai dan Karantina Bantu UMKM Labuan Bajo Lakukan Ekspor ke Malaysia

HEADLINE

Kapal Wisata Budi Utama Tenggelam di Labuan Bajo 2 Turis Spanyol Terluka

HEADLINE

Kemenparekraf Perkuat Tata Kelola Komunikasi Krisis Pariwisata di DPSP Labuan Bajo