Home / Nasional / News

Selasa, 26 Juli 2022 - 16:29 WIB

Potensi Bencana Hidrometeorologi Meningkat pada Juli-September

Ilustrasi Hujan

Ilustrasi Hujan

iBenews.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut potensi bencana hidrometeorologi meningkat pada bulan Juli hingga September 2022.

“Potensi bencana juga semakin meningkat pada periode Juli, Agustus dan mungkin awal September nanti kita akan ada pergeseran, di mana pada waktu yang bersamaan kita akan mengalami baik itu hidrometeorologi basah, banjir banjir bandang tanah longsor, sekaligus juga hidrometeorologi kering, kebakaran hutan dan kekeringan,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam disaster briefing daring diikuti di Jakarta, Senin.

Potensi tersebut, kata Abdul, sudah mulai terlihat dari dari data BNPB pada 18-24 Juli 2022. Dia menjelaskan jika di minggu sebelumnya frekuensi banjir masih lebih besar daripada kebakaran hutan kekeringan, justru di minggu ini mulai bergeser dengan frekuensi kejadian kebakaran hutan lebih sering daripada banjir.

Masyarakat diminta tetap siaga dan waspada di daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan, juga pada daerah-daerah yang rawan banjir.

BNPB secara frekuentatif atau secara berkala mengirimkan pesan-pesan kesiapsiagaan peringatan dini dan upaya-upaya mitigasi yang harus dilakukan kepada pemerintah daerah. 

Namun Abdul mengatakan hal yang paling penting sebenarnya adalah kesiapsiagaan masyarakat. Misalnya pada masyarakat yang berada di sepanjang aliran sungai, atau masyarakat yang bertempat tinggal di daerah-daerah yang dekat dengan tebing dengan kecuraman yang tinggi.

Jika terjadi hujan lebih dari satu jam, dan jarak pandang antar rumah tetangga tidak terlihat, maka dipastikan hujan berintensitas tinggi. Dari sana, warga diminta untuk inisiatif mengevakuasi diri ke tempat lebih aman, karena daerah hulu debit airnya sudah sangat banyak.

“Karena pastinya di daerah hulu sana debit airnya sudah sangat banyak. Artinya sangat berpotensi di daerah aliran sungai ini debitnya bertambah, kemudian meluap atau daerah-daerah kemiringan, mungkin ada saturasi air yang berpotensi menyebabkan longsor. Inisiatif masyarakat ini yang perlu kita bangun terus,” kata Abdul. (iB-3)

Sumber: Antara

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Bawaslu Manggarai Barat Minta ASN, TNI-Polri Netral pada Pilkada 2024

HEADLINE

Kabulkan Praperadilan, Hakim Bebaskan Pegi Setiawan

HEADLINE

Komnas HAM Sebut Satgas TPPO di NTT Jarang Rapat, Kepala BP2MI Juga Bingung

HEADLINE

Kemenlu Ajak 23 Dubes Asing ke Labuan Bajo Genjot Investasi Sektor Parekraf

HEADLINE

Kejari Manggarai Barat Dalami Potensi Tersangka Baru Korupsi Sarpras Pramuka Mbuhung

HEADLINE

Bea Cukai dan Karantina Bantu UMKM Labuan Bajo Lakukan Ekspor ke Malaysia

HEADLINE

Kapal Wisata Budi Utama Tenggelam di Labuan Bajo 2 Turis Spanyol Terluka

HEADLINE

Kemenparekraf Perkuat Tata Kelola Komunikasi Krisis Pariwisata di DPSP Labuan Bajo