Home / Berita / News

Senin, 24 Oktober 2022 - 08:27 WIB

Mulai 10 November 2022, Siswa Surabaya Tak Lagi Wajib Kerjakan PR

Ilustrasi Siswa

Ilustrasi Siswa

iBenews.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya akan segera menerapkan 2 jam pelajaran yang digunakan untuk pendalaman karakter siswa. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak terbebani pekerjaan rumah (PR), serta meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut akan dimulai pada 10 November 2022 mendatang, yakni bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Karenanya, ia meminta PR tidak boleh membebani siswa. Sebab, Pemkot Surabaya tengah mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.

“Sebetulnya PR itu jangan membebani anak – anak, tapi yang saya rubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Kamis (20/10/2022).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, berdasarkan instruksi Wali Kota Eri Cahyadi mengenai jam sekolah yang terlalu panjang dan membuat aktivitas sosial di luar sekolah berkurang, maka pihaknya sangat serius untuk mengurangi beban siswa.

“Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak – anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing – masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya,” kata Yusuf.

Sedangkan untuk penyelesaian PR bagi siswa di tingkat SD dan SMP, Yusuf menerangkan, bisa dilakukan melalui kelas pengayaan untuk diselesaikan di sekolah. “Agar fresh, pulang anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antar teman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR,” ujarnya.

Sebab, menurutnya, pola pembelajaran pendalam karakter ini akan melatih para siswa untuk lebih aktif, mandiri, dan berani memberikan pendapat untuk menciptakan desain atau rencana pengembangan pengetahuan siswa.

“Anak dilatih aktif untuk membuat proyek. Maka saya siapkan menu ekstrakulikuler yang cocok dengan sekolah dan kondisi anak-anak agar menyenangkan. Bahkan, respon dari teman – teman sekolah sangat setuju karena fokus pada pembentukan karakter siswa,” pungkasnya. (iB-1)

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Bawaslu Manggarai Barat Minta ASN, TNI-Polri Netral pada Pilkada 2024

HEADLINE

Kabulkan Praperadilan, Hakim Bebaskan Pegi Setiawan

HEADLINE

Komnas HAM Sebut Satgas TPPO di NTT Jarang Rapat, Kepala BP2MI Juga Bingung

HEADLINE

Kemenlu Ajak 23 Dubes Asing ke Labuan Bajo Genjot Investasi Sektor Parekraf

HEADLINE

Kejari Manggarai Barat Dalami Potensi Tersangka Baru Korupsi Sarpras Pramuka Mbuhung

HEADLINE

Bea Cukai dan Karantina Bantu UMKM Labuan Bajo Lakukan Ekspor ke Malaysia

HEADLINE

Kapal Wisata Budi Utama Tenggelam di Labuan Bajo 2 Turis Spanyol Terluka

HEADLINE

Kemenparekraf Perkuat Tata Kelola Komunikasi Krisis Pariwisata di DPSP Labuan Bajo