Home / HEADLINE / LABUAN BAJO / MANGGARAI BARAT

Selasa, 25 Juli 2023 - 15:01 WIB

Kunjungi Labuan Bajo, Jangan Lupa ke Pulau Komodo TNK

Satwa Komodo di Loh Liang Pulau Komodo Kawasan Taman Nasional Komodo. 

Satwa Komodo di Loh Liang Pulau Komodo Kawasan Taman Nasional Komodo. 

BERITALABUANBAJO.COM | LABUAN BAJO – Pulau Komodo sudah tersohor sejak dulu sebagai habitat binatang purba Varanus Komodoensis (Komodo).

Berlokasi di Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Pulau yang dapat ditempuh sekitar 3 jam menggunakan kapal dari Labuan Bajo itu merupakan icon pariwisata di Labuan Bajo.

Mengunjungi Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT belum lengkap rasanya jika belum mengunjungi Pulau Komodo.

Kampanye berbagai pihak, membuat Pulau Komodo makin dikenal luas hingga penjuru dunia.

Pulau Komodo merupakan satu pulau besar di TNK, selain Pulau Rinca dan Pulau Padar.

Di Pulau Komodo terdapat satwa Komodo (Varanus Komodoensis) yang menjadi daya tarik utama dalam kawasan ini.

Kawasan habitat ribuan Komodo ini berdiri sejak 6 Maret 1980 lalu.

Jika bertandang ke Pulau Komodo, hanya bisa ditempuh dengan moda transportasi laut.

Pilihan moda transportasi bervariasi, dari kapal pesiar, kapal phinisi, kapal semi phinisi, kapal open deck ataupun speedboat.

Selama perjalanan hingga tiba di Pulau Komodo, wisatawan akan menikmati keindahan laut dan gugusan pulau.

Para wisatawan dapat menikmati keindahan Pulau Komodo, tepatnya di Loh Liang. Sebelum melakukan perjalanan, para wisatawan diberikan arahan oleh naturalis guide terkait rute yang dapat dilalui.

Saat memasuki area Pulau Komodo, sejumlah naturalis guide telah menunggu. Terdapat papan informasi dan baliho terkait seluk beluk data di Pulau Komodo.

Bagi pengunjung, dapat berjalan kaki sepanjang 2,5 km (medium track) dengan estimasi waktu 60 menit di Loh Liang. Selain medium track, ada pilihan short track dengan jarak 2 km dan lama perjalanan 40 menit; long track dengan jarak 4,5 km dan lama perjalanan 120 menit; serta adventure track dengan pilihan jarak 8 km dan 10 km.

Beberapa aturan harus kami patuhi, seperti tidak boleh berpisah dari grup, tidak merokok selama perjalanan, tidak membuang sampah sembarangan, dan mengecilkan suara.

Para naturalis guide akan memandu, sembari membawa tongkat kayu dengan ujung cabang menyerupai huruf Y. Tongkat itu dipakai mereka untuk melindungi wisatawan dari serangan komodo; ujung tongkat ditusuk ke leher atau hidung komodo, ia langsung berbelok arah dan tak jadi menyerang.

Taman Nasional Komodo terdiri dari tiga pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar, dan beberapa pulau kecil lain.

Luas total kawasan tersebut mencapai 173.300 hektare dengan luas wilayah daratan 58.156,52 hektare dan wilayah perairan 115.143 hektare. Wilayah daratan sebagian besar adalah savana. Untuk wilayah perairan dihuni oleh sekitar 260 jenis karang, 1000 jenis ikan terumbu, 2 jenis penyu, 6 jenis hiu, dan 2 jenis pari manta.

Pulau Komodo sendiri memiliki luas 33.037 hektare yang dihuni oleh 1500-an komodo, 128 jenis burung, 12 jenis ular, kerbau liar, rusa, babi hutan, dan kalong buah. Komodo memiliki kecepatan 15-20 km/jam.

Masyarakat Pukai Komodo sering memanggil komodo dengan sebutan “Ora” menurut bahasa daerah setempat.

Para wisatawan yang berjalan menyusuri rute yang ada, akan menemukan kotoran (tinja) komodo yang berwarna coklat dan putih. Tinja coklat berasal dari daging binatang yang ia makan, sedangkan tinja putih berasal dari tulang binatang.

Komodo memiliki sedikitnya 60 jenis bakteri dalam air liurnya. Setelah mengigit binatang, seperti rusa, babi hutan, dan kerbau liar, ia akan melepas binatang tersebut hingga mati.

Ketika binatang tersebut sudah mati, maka Komodo akan pergi memakannya. Komodo tidak mengunyah, melainkan langsung menelan makanannya. Komodo bisa makan hingga 50 kg makanan dalam sekali makan. Setelah itu, lebih kurang satu bulan ia tak akan makan lagi.

Lebih lanjut, di sekitar Loh Liang Walking Trails tepatnya di pinggir pantai, tersedia souvenir berupa kerajinan tangan atau baju yang bisa dibeli untuk oleh-oleh. Apabila haus dan lapar, wisatawan juga bisa masuk ke tenda-tenda sekitar miliki warga yang berjualan di sana. (*GC/red)

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Kemenparekraf Latih 10 Desa Wisata di Manggarai Barat Perkuat Produk Ekraf

HEADLINE

Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng Soal Penutupan Taman Nasional Komodo: Masih Wacana

HEADLINE

Wisatawan ke Labuan Bajo Bisa Anjlok Imbas Penutupan Taman Nasional Komodo

HEADLINE

BTNK Tutup Taman Nasional Komodo Tahun 2025, BPOLF: Konservasi

HEADLINE

Kurangi Dampak Negatif Aktivitas Wisata Bagi Komodo, Taman Nasional Komodo Rencana Ditutup Reguler

HEADLINE

KSOP Labuan Bajo Segera Terapkan E-Ticketing untuk Kapal Wisata, Uji Coba Sementara

HEADLINE

Bawaslu Manggarai Barat Minta ASN, TNI-Polri Netral pada Pilkada 2024

HEADLINE

Kabulkan Praperadilan, Hakim Bebaskan Pegi Setiawan