Home / News / Pendidikan

Sabtu, 25 Juni 2022 - 17:32 WIB

Innofashion Show 4, Ajang Graduation Program Desain Fashion dan Tekstil UK Petra

Innofashion Show 4, Ajang Graduation Program Desain Fashion dan Tekstil UK Petra (Foto: Christiana Beatrix)

Innofashion Show 4, Ajang Graduation Program Desain Fashion dan Tekstil UK Petra (Foto: Christiana Beatrix)

iBenews.id – Innofashion Show 4 tahun 2022, menjadi ajang unjuk diri para mahasiswa Program Desain Fashion dan Tekstil (DFT) UK Petra. Selama dua hari, kegiatan digelar secara hybrid mulai tanggal 24-25 Juni 2022 di Gedung Q kampus UK Petra-Surabaya.

Ada beragam kegiatan diantaranya Workshop Fashion Art Journal bagi pelajar dan mahasiswa, Fashion Exhibiton yang menghadirkan karya-karya terbaik mahasiswa DFT UK Petra serta Sashion Final Project Fashion Show.

Final project fashion show bertajuk “Sashion” ini menampilkan 15 koleksi busana para mahasiswa aktif DFT UK Petra dan karya tugas akhir (TA) dari seri mata kuliah Leadership Enhancement Program (LEAP) Community Engagement dan Research Innovation.

“Sashion sendiri merupakan bagian dari kegiatan bertajuk Innofashion Show 4 yang menjadi apresiasi pencapaian akademisi dari mahasiswa program DFT UK Petra. Karya yang ditampilkan merupakan karya ekspresi fashion yang sesuai dengan jati diri. Akan tetapi para mahasiswa ini juga diajari membuat karya yang problem oriented berdasarkan riset”, ungkap Rika Febriani, S.Sn., M.A., selaku Ketua Program DFT UK Petra.

Setiap koleksi busana hasil TA yang ditampilkan dalam Sashion 2022 bertema “Metamorfosis” ini merupakan hasil riset mendalam selama satu tahun pelaksanaan LEAP. LEAP ini merupakan penerapan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dari Kemendikbud yang ada di UK Petra.

Dalam mini fashion show di selasar Gedung Q Lt. 3 Kampus UK Petra, Sabtu (25/6/22) ditampilkan masing-masing tiga karya dari dua mahasiswi yakni karya Prajna Paramita dan Tiffany Oeman. Berikut profil keduanya:

Prajna Paramita

Karya mahasiswi angkatan 2018 ini menampilkan lima koleksi busana yang berbahan tenun Samarinda. Prajna yang mengambil LEAP Community Engagement (LEAP CE) memberi nama karyanya “Sesarung” ini dibimbing oleh salah satunya oleh Embran Nawawi, S.Ds., M.Sn., seorang desainer kenamaan asal Surabaya.

Prajna Paramita (berkacamata)

“Saya melihat bahwa penggunaan sarung Samarinda khususnya pada produk fashion masih jarang. Kebanyakan acara pemerintahan atau bersifat formal saja. Akhirnya saya membuat lima look busana ready to wear berbahan sarung Samarinda.”, tambah Prajna.

Menurut gadis kelahiran Surabaya ini Sarung Samarinda kebanyakan dikenal masyarakat hanya sebatas buah tangan atau dipakai sebagai alat beribadah kaum Muslim. Masyarakat belum terbiasa tampil menggunakan batik atau olahan Sarung Samarinda untuk fashion sehari-hari.

Keunggulan karya Prajna ini melibatkan langsung UMKM Tenun yang ada di Samarinda serta bersama-sama menghasilkan produk unggul dari Samarinda sehingga harapannya akan dikenal oleh masyarakat luas.

Tiffany Oeman

Berangkat dari keprihatinan banyaknya limbah fashion membuatnya menciptakan karya dengan konsep zero waste.

“Saya sangat prihatin akan banyaknya limbah fashion yang sangat banyak. Maka dari itu sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan untuk TA saya membuat desain yang konsepnya zero waste fashion.”, rinci mahasiswi angkatan 2018 itu.

Tiffany Oeman (Baju Hitam)

Tiffany yang sejak tahun 2021 memiliki brand “Tiffany The Label” ini mengambil LEAP Research Innovation (LEAP RI), meliputi riset inovasi dan kewirausahaan. Tiffany melakukan observasi dan penelitian terlebih dahulu sebelum menghasilkan rancangan yang apik dan menarik.

Mahasiswi yang dibimbing oleh Dibya Hodi, Desainer Indonesia Fashion Chamber ini menghasilkan produk lima look ready to wear yang unik tampilannya serta sustainable. Desain dibuat untuk wanita muda dan dapat dikenakan untuk bersantai ataupun bekerja dari rumah.

Konsep busana yang ramah lingkungan tampak dalam setiap rancangannya. Sisa potongan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh mahasiswi asal Surabaya ini. Bahkan Tiffany menggunakan perhitungan untuk sisa limbahnya. Yang Tiffany lakukan adalah menggunakan sisa hasil potongan kain bagian leher digunakan untuk ornament dalam busananya. Sehingga yang tersisa hanya serpihan kain yang sangat sedikit. (iB-1)

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Bawaslu Manggarai Barat Minta ASN, TNI-Polri Netral pada Pilkada 2024

HEADLINE

Kabulkan Praperadilan, Hakim Bebaskan Pegi Setiawan

HEADLINE

Komnas HAM Sebut Satgas TPPO di NTT Jarang Rapat, Kepala BP2MI Juga Bingung

HEADLINE

Kemenlu Ajak 23 Dubes Asing ke Labuan Bajo Genjot Investasi Sektor Parekraf

HEADLINE

Kejari Manggarai Barat Dalami Potensi Tersangka Baru Korupsi Sarpras Pramuka Mbuhung

HEADLINE

Bea Cukai dan Karantina Bantu UMKM Labuan Bajo Lakukan Ekspor ke Malaysia

HEADLINE

Kapal Wisata Budi Utama Tenggelam di Labuan Bajo 2 Turis Spanyol Terluka

HEADLINE

Kemenparekraf Perkuat Tata Kelola Komunikasi Krisis Pariwisata di DPSP Labuan Bajo