Home / Entertainment / Music / News

Kamis, 9 Maret 2023 - 06:42 WIB

Hari Musik Nasional, Sebuah Momentum Kebangkitan Musisi Lokal Sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif

Pemerhati musik sekaligus owner studio rekaman Nada Musika Surabaya, Edi Hazt

Pemerhati musik sekaligus owner studio rekaman Nada Musika Surabaya, Edi Hazt

iBenews.id – Tanggal 9 Maret selalu diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Tanggal ini juga sekaligus menghormati kelahiran maestro musik sekaligus pencipta lagu Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman.

Melansir situs resmi Diskominfo Pemprov Kalimantan, Hari Musik Nasional 2023 mengusung tema “Musik Indonesia Keren”. Dengan tema ini, masyarakat dapat menggunakannya untuk turut menyemarakkan peringatan Hari Musik Nasional tanggal 9 Maret 2023.

Berbicara tentang Hari Musik Nasional, benarkah musik itu keren? Jika ya, apakah benar musik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Apakah kebutuhan musisi dalam bermusik sudah terpenuhi? Lalu, sudahkah pemerintah memberikan akses dan fasilitas yang memadai, setidaknya memenuhi kebutuhan para musisi? Begitu banyak pertanyaan yang jika ditarik benang merah ke kota Pahlawan, yang notabene merupakan kota yang dikenal melahirkan banyak musisi terkenal tentu menarik untuk menyimak jawabannya.

Pemerhati musik sekaligus pemilik studio rekaman Nada Musika Surabaya, Edi Hazt menuturkan bahwa memperingati Hari Musik Nasional jangan sekedar menjadi sebuah ajang seremonial. Tapi bagaimana kita sebagai musisi dan penikmat musik memaknainya dengan meresapi bahkan meniru semangat bermusik sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya WR Supratman.

“Kita harus tahu sejarahnya dulu. Ada filmnya yang berjudul Wage. Disitu kelihatan banget bagaimaan beliau yang menurut saya adalah musisi Indie. Jadi semangat WR Supratman, terutama kita arek-arek Surabaya itu harus kita tiru ya bagaimanapun kondisi Surabaya yang begini-begini saja tetap kita harus semangat terhadap musik kita, baik sebagai profesi ataupun hobby, “tuturnya.

Lebih lanjut Edi mengatakan, sebenarnya musisi di Surabaya sangat banyak, hanya saja kesempatan menyalurkan kemampuan bermusiknya sudah bergeser ke sosial media. Menurutnya semakin ke sini Surabaya dinilainya tak lagi mampu memberikan ruang bermusik yang nyata apalagi untuk bersaing secara industri musik yang profesional.

“Ya jujur kita bermusik terutama yang profesional adalah menghasilkan pendapatan. Semakin kesini Surabaya memang bukan menjadi kota industri dimana untuk dapetin yang selayaknya agak sulit. Tapi kita sudah juga banyak berusaha, “ungkapnya.

Pria yang juga merupakan founder dari GITARUN, sebuah wadah berkumpulnya gitaris dan pengrajin gitar ini menambahkan, untuk mengembalikan roh Surabaya bermusik maka seluruh musisi lokal harus bersatu. Edi mengajak teman-teman musisi untuk sejenak mengesampingkan genre musik masing-masing.

“Kita kesampingkan dulu gontok-gontokan. Kita coba bersatu buat karya yang bisa dilihat secara nasional. Kita bisa maju bareng-bareng, “katanya.

Selain itu yang tidak kalah pentingnya kata Edi adalah keterlibatan pemerintah daerah, dalam hal ini Wali Kota Surabaya. Karena bagaimanapun juga keterlibatan pemerintah penting dalam hal berkesenian.

“Mungkin kesenian secara tradisional sangat diperhatikan. Tapi untuk musik kesenian modern belum. Mungkin bapak-bapak yang diatas sana bisa tahu bagaimana kondisi musik di kota Surabaya, “imbuhnya.

“Ayo teman-teman bersatu ngobrol, audiensi mungkin dengan bapak Wali Kota Surabaya, “ajaknya.

Edi mengatakan bahwa sebenarnya dia dan beberapa teman musisi memiliki angan-angan Surabaya memiliki satu gedung untuk penampilan, pertunjukan yang mudah diakses seniman juga musisi, dalam arti tidak perlu menyewa dengan biaya besar.

“Harapannya ga perlu bayar mahal, ya mungkin untuk biaya kas kebersihan atau perawatan gedung boleh, “pintanya.

Ini merupakan upaya yang perlu diperjuangkan agar teman-teman musisi memiliki tempat untuk mengekspresikan dirinya, Karena selama ini tambah Edi mereka harus menyewa meskipun ditanggung secara urunan.

“Akan lebih baik jika misalkan ada satu tempat disediakan oleh Pemkot Surabaya untuk teman-teman berkreasi, ngumpul disitu. Yang penting bisa saling ngobrol, cangkruk, workshop, edukasi itu akan lebih bagus lagi. Seperti di Jakarta ada M Bloc Space. Gabungan antara UMKM Kuliner , clothing, musik dan film gabung disitu , “ungkapnya.

Menurut Edi akan lebih baik lagi kalau tempat berkumpulnya musisi Surabaya ada di daerah Tunjungan, karena sekarang pusatnya keramaian Surabaya ada di sekitar Jalan Tunjungan.

“Harapan kita sih seperti itu fasilitas dari Pemkot juga ada buat teman-teman musisi. Sehingga Surabaya maju lagi lah musiknya, “ungkapnya penuh harap.

Tidak hanya itu, Edi juga berharap ada semacam buzzer misalnya dari Pemkot Surabaya bikin satu buzzer di channel Youtube. Semua ASN diwajibkan mem-follow dan subscribe.

“Nanti kan dari situ kan yang nonton banyak, ya biar kurasinya dari para subscriber. Biar jadi rame, “katanya.

Hal inipun bagi Edi sangat membantu musisi Indie yang pada faktanya tumbuh dan berkembang pesat di Surabaya. Sayangnya mereka terkendala promosi sehingga memilih membuat album ataupun mini album dan menayangkan lewat sosmed seperti Youtube.

“Padahal banyak yang bikin produk album, mini album indie, tapi memang tidak terdengar. Gerakan mereka masih segmented karena keterbatasan promosi. Entah bagaimana caranya agar harus terlihat. Surabaya banyak talenta namun belum terekspose dengan baik, “jelasnya.

Untuk itulah Edi berharap ada sentuhan tangan dari Pemerintah Kota Surabaya. Edipun kembali menegaskan mimpinya agar ada satu tempat khusus buat musisi berkreasi dan berinovasi.

“Buatkan tempat berkreasi, nongkrong, cangkruk untuk kemudian akan keluar banyak ide, gagasan tema-tema, ada workshop dan edukasi. Artinya gini kalau kita bikin lagu ga asal bikin aja. Harus bisa menarik minat orang mendengarnya. Nah, bagainana membuat lagu yang asyik bisa orang dengerin, kemudian bagaimana gaya panggung yang asyik,semuanya itu bisa kita getok tularkan ke musisi muda Surabaya, “pintanya.

Edi juga berharap agar tidak hanya sekedar berkarya namun harus mengedepankan persatuan. Karena dengan bersatu, berjuang bersama-sama untuk kemajuan musik Indonesia niscaya kata semangat bermusik aka, terus berkobar.

“Di Hari Musik Nasional ini kita melihat semangat WR Supratman, kita tahu bagaimana semangat beliau di musik tidak ada matinya. Beliau totalitas di musik, musisi era sekarang ini pun harus bisa meniru, meneladani semangat WR Supratman, “tandasnya. (iB-1)

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Bawaslu Manggarai Barat Minta ASN, TNI-Polri Netral pada Pilkada 2024

HEADLINE

Kabulkan Praperadilan, Hakim Bebaskan Pegi Setiawan

HEADLINE

Komnas HAM Sebut Satgas TPPO di NTT Jarang Rapat, Kepala BP2MI Juga Bingung

HEADLINE

Kemenlu Ajak 23 Dubes Asing ke Labuan Bajo Genjot Investasi Sektor Parekraf

HEADLINE

Kejari Manggarai Barat Dalami Potensi Tersangka Baru Korupsi Sarpras Pramuka Mbuhung

HEADLINE

Bea Cukai dan Karantina Bantu UMKM Labuan Bajo Lakukan Ekspor ke Malaysia

HEADLINE

Kapal Wisata Budi Utama Tenggelam di Labuan Bajo 2 Turis Spanyol Terluka

HEADLINE

Kemenparekraf Perkuat Tata Kelola Komunikasi Krisis Pariwisata di DPSP Labuan Bajo