Beritalabuanbajo.com, Labuan Bajo,- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) tengah mengembangkan Parapuar, kawasan pariwisata terpadu seluas 400 hektare di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
BPOLBF baru-baru ini telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua investor yakni PT Cikarang Prima Indah dan PT Kemah International.
“Total nilai investasi kedua perusahaan ini di Parapuar adalah sebesar 10 Juta USD,” jelas Pelaksana tugas Direktur BPOLBF, Frans Teguh, Selasa kemarin.
Adapun penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan oleh Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF sebagai pihak pertama dan Edward Sumarli, Direktur PT Cikarang Prima Indah, dan Henoch Thomas, Direktur Utama PT Kemah International sebagai pihak kedua, di Jakarta Senin 23 September 2024 kemarin, disaksikan langsung Menparekraf, Sandiaga Uno.
PT Cikarang Prima Indah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti termasuk perumahan, komersial, dan industri. Sedangkan PT Kemah Internasional bergerak di bidang penyediaan dan distribusi peralatan industri.
“MoU tersebut merupakan bentuk komitmen kedua badan usaha tersebut untuk melakukan investasi di Kawasan Parapuar sebelum nantinya akan diturunkan menjadi Perjanjian Kerja Sama atau PKS,” kata Frans.
Penandatanganan MoU dengan dua perusahaan itu menjadi bukti komitmen BPOLBF untuk terus mempercepat proses pengembangan kawasan Parapuar sehingga penyerapan tenaga kerja dan multiplier effect dari investasi dapat dirasakan masyarakat lokal.
“Kita tetap menggunakan prinsip pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, pariwisata hijau, dan konservasi. Pemerintah dalam hal ini terus mendorong peningkatan investasi agar pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan pekerjaan, dan penyerapan tenaga kerja untuk menekan angka pengangguran dapat dilakukan dengan maksimal,” ungkapnya.
Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan bahwa investasi di Parapuar terus didorong menjadi investasi berkualitas yang dapat mendukung pengembangan pariwisata Labuan Bajo yang berkelanjutan, serta membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Sandiaga menyampaikan terima kasih kepada Cikarang Prima Indah dan Kemah International yang melakukan tanda tangan MoU dengan BPOLBF.
“Semoga ini dapat disusul yang lainnya. Saya juga mau menginfokan bahwa Flores saat ini sudah memilki destinasi wisata religi dari Labuan Bajo hingga Flores Timur. Semoga ini juga akan berdampak dengan kunjungan wisatawan,” ujarnya.
Edward Sumarli, Direktur PT. Cikarang Prima Indah mengungkapkan bahwa Parapuar memiliki potensi yang baik khususnya pada bidang perhotelan dan restoran.
“Pada saat kami ke Labuan Bajo kami perhatikan pemerintah sudah banyak memiliki rencana pengembangan pariwisata di sana. Lalu pada saat kami ke Parapuar didampingi oleh Tim BPOLBF, kami melihat potensi yang baik khususnya untuk perhotelan dan restoran,”
“Kami mohon dukungannya dari Kemenparekraf. Kami akan serius untuk menjajaki dan merealisasikan investasi di Labuan Bajo,” imbuhnya.
Parapuar merupakan salah satu destinasi wisata baru di Labuan Bajo Flores yang dikembangkan dan dikelola oleh BPOLBF. Parapuar merupakan nama yang diambil dari bahasa setempat (Manggarai) yaitu “Para” yang berarti Pintu/Gerbang dan “Puar” yang berarti Hutan.
Pemilihan nama ini didasari oleh prinsip bahwa kawasan ini mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan akan tetap mempertahankan keaslian kawasan. Sebagai destinasi baru yang akan dikembangkan di Labuan Bajo Flores, pengembangan Parapuar dilakukan secara terpadu, holistik, dan berkelanjutan.
Konsep harmoni dengan alam yakni Etno- Eco – Edu – Culture & Nature Conservation (3ECNC) menjadi pendekatan pembangunan Destinasi Parapuar ke depan.
BPOLBF masih terus membuka kesempatan bagi para investor baik asing, nasional, maupun lokal untuk berinvestasi di Parapuar dengan visi dan misi yang sama yaitu mengembangkan kawasan pariwisata terintegrasi di Labuan Bajo yang berkualitas, berkelanjutan, berbudaya, dan menjunjung tinggi prinsip ekologi dan konservasi lingkungan.
Adapun skema kerja sama investasi yang ditawarkan BPOLBF antara lain sewa aset BPOLBF, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna, kerja sama penyediaan infrastruktur, dan kerja sama terbatas untuk pembiyaan infrastruktur.