Beritalabuanbajo.com, Labuan Bajo,- Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT diberi pelatihan keamanan dan keselamatan destinasi pariwisata. Tujuannya agar memberi kenyamanan bagi semua wisatawan yang datang.
Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Manggarai Barat.
Sekertaris Disparekrafbud Manggarai Barat Chrispin Mesina mengatakan pelatihan keamanan dan keselamatan destinasi dilakukan di dua lokasi yakni desa wisata Wae Lolos dan Desa Siru di Kecamatan Lembor. Semua pelatihan ini difasilitasi oleh Kemenparekraf BPOLBF.
“Pelatihan ini sangat penting untuk Pokdarwis bagaimana mengelola destinasi yang bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan,” ungkapnya, Kamis 19 September 2024.
Chrispin menegaskan program Fasmadewi Disparekrafbud Manggarai Barat sangat terbuka untuk semua pihak bersama-sama terlibat dalam pengembangan desa wisata. Keterbukaan itu menghasilkan begitu banyak pihak ikut bersinergi baik mengelar pelatihan maupun bantuan fisik dalam rangka penguatan destinasi dan pengelolaan kepariwisataan.
“Sejak awal saat dimulainya program Fasmadewi di Wae Lolos disepakati akan terbuka kepada semua pihak. Kini banyak pihak ikut berpartisipasi membangun destinasi wisata desa Wae Lolos,” kata Chrispin.
Sementara Direktur Destinasi BPOLBF, Konstan M Nangus mengatakan pelatihan keselamatan dan keamanan destinasi yang digagas Kemenparekraf dan BPOLBF ini menyasar Pokdarwis sebagai pengelola destinasi wisata desa.
“Pelatihan ini bertujuan bagaimana pengelola dapat menciptakan rasa nyaman bagi wisatawan. Kenyamanan itu harus menjadi perhatian bagi pengelola destinasi termasuk pengelolaan pariwisata desa” ujarnya.
Senada, Analis Tata Kelola Destinasi (TKD) Kemenparekraf, Feri Suprapto mengatakan keamanan dan keselamatan destinasi wisata sangat sensitif yang berdampak pada tingkat kunjungan wisata.
“Persoalan keamanan dan keselamatan deetinasi dampaknya bisa menurunkan tingkat kunjungan. Sensitif sekali, karena itu aspek keamanan dan keselamatan wisatawan di destinasi menjadi aspek yang sangat penting” tegas Feri.
Feri menyebut survey internasional Travel and Tourism Development Indeks (TTDI) yang dirilis World Economic Forum menempatkan Indonesia sebagai destinasi dengan aspek keamanan dan keselamatan paling rendah. Namun sejak kepemimpinan Sandiaga Uno TTDI Indonesia eningkat dari peringkat 34 menjadi peringkat 22.
“Dengan pelatihan ini kita bisa meningkatkan lagi aspek keamanan dan keselamatan di destinasi wisata khususnya destinasi pariwisata desa,” ungkapnya.
Pelatihan tersebut menghadirkan pembicara dari Asia Pacific Alliance for Disaster Management (A-PAD) Indonesia yang fokus untuk membangun ketangguhan bencana di sektor pariwisata. A-PAD saat ini sedang menggagas desa wisata tanggung bencana.