BERITALABUANBAJO.COM | Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT seolah tak habis menyuguhkan keindahan alam dan matahari tenggelam (sunset). Dikenal sebagai negeri 1.000 sunset, Labuan Bajo seolah tidak habis memiliki spot menarik untuk menikmati matahari tenggelam.
Adalah Puncak Watu Api Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat yang merupakan satu dari sekian spot menikmati indahnya matahari kembali ke peraduan.
Dalam bahasa Manggarai, ‘Watu’ diartikan sebagai batu dan ‘Api’ diartikan sebagai api. Apabila diterjemahkan secara harafiah Puncak Watu Api berarti Bukit Batu yang Menyala.
Belum diketahui siapa yang memberi nama lokasi tersebut, namun di lokasi yang berada di Trans Flores dan dapat ditempuh sekira 20 menit dari Kota Labuan Bajo itu, terdapat sebuah batu besar yang dapat digunakan sebagai meja.
Banyak warga lokal dan wisatawan yang memanfaatkan lokasi itu untuk nongkrong, atau rehat sejenak setelah melakukan perjalanan menggunakan kendaraan bermotor dapat menikmati sunset.
Lokasi itu menjadi tujuan peristirahatan bagi pengendara dari Labuan Bajo menuju Kota Ruteng, Manggarai. Pun sebaliknya, mereka yang hendak menuju Labuan Bajo dari Kota Ruteng.
“Tempat ini menjadi andalan saya, bisa untuk beristirahat sejenak, sembari menikmati bentangan alam dan keindahan sunset,” kata warga Labuan Bajo, Melkianus Hin.
Bagi Melki, demikian akrab ia disapa, Puncak Watu Api merupakan satu titik peristirahatan bagi pengendara baik dari Ruteng, Kabupaten Manggarai ke Labuan Bajo dan sebaliknya.
Tidak hanya itu, sejumlah anak muda dan pasangannya memanfaatkan lokasi itu untuk menikmati senja.
Saat beristirahat di kursi kayu, beberapa pengendara menghabiskan waktu dengan menikmati minuman yang dibawa, ataupun menghisap sebatang rokok sembari menatap ke arah barat Pulau Flores.
Di Puncak Watu Api, terlihat jelas topografi perbukitan, teluk dan gugusan pulau hingga Pulau Rinca dan Komodo yang berada di Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
Tidak hanya itu, mata pengunjung akan dimanjakan dengan pantulan sinar sore, persawahan hingga area pemukiman warga. Tidak sedikit pengunjung yang berswafoto (selfie) berlatar pemandangan alam dipadu matahari tenggelam.
Di seberang jalan, terdapat satu warung kopi dan satu kafe berlantai dua bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan indah ditemani kudapan dan kopi khas Manggarai.
Tidak terdapat pungutan atau retribusi bagi siapapun yang ingin menikmati keindahan alam di Puncak Watu Api, namun terdapat kotak donasi untuk penjaga kebersihan demi keindahan lokasi wisata itu. (*Gecio)