Beritalabuanbajo.com, Labuan Bajo,- Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) sebagai pengelola kawasan berencana menutup Taman Nasional (TN) Komodo Labuan Bajo, NTT, secara reguler pada hari-hari tertentu.
Rencana penutupan ttu bertujuan untuk mengurangi dampak negatif kegiatan wisata bagi ‘rumah’ komodo, kadal terbesar dan endemik di dunia ini.
“Sehingga kawasan bisa diberikan waktu untuk istirahat juga karena bebannya sudah terlalu besar, ini masih dalam konsep. Semoga kajian bisa dilakukan tahun ini sehingga bisa diterapkan tahun depan,” jelas Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga, Senin kemarin.
Hendrikus mengungkapkan, rencana penerapan kebijakan ini perlu dilakukan kajian ilmiah yang matang sehingga tak menimbulkan dampak negatif terhadap kawasan dan industri pariwisata Labuan Bajo.
Penutupan secara reguler itu juga diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan ke spot wisata daratan.
“Sehingga semua tidak terkonsentrasi di taman nasional. Misalkan kita tutup satu hari saja, mereka (wisatawan) bisa melakukan kegiatan wisata di Labuan Bajo sehingga secara langsung meningkatkan lama tinggal wisatawan. Sehingga kawasan bisa recovery, selama ini TNK selalu jadi utama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, wisatawan yang datang ke TN Komodo selama ini sulit dikontrol, belum ada pembatasan jumlah kunjungan turis di kawasan tersebut.
Karena itu tahun ini BTNK menggandeng lembaga pendidikan tinggi dan Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk melakukan kajian daya tampung dan daya dukung kawasan, sehingga jumlah turis yang berkunjung bisa dikontrol.
Sebelumnya Pemerintah Pusat pernah melakukan kajian serupa, dari kajian itu disebutkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo dibatasi maksimal 219.000 ribu orang per tahun. Alasannya ada perubahan perilaku komodo dan kondisi lingkungan karena jumlah pengunjung yang sudah berlebih.
“Tahun ini akan dilakukan studi oleh pusat kajian pariwisata UGM disupport BPOLBF tentang daya dukung dan daya tampung TN Komodo, karena kami menyadari (jumlah kunjungan) ini harus dibatasi,” ungkap Hendrik.
Populasi Komodo Tahun 2023
Populasi komodo di TN Komodo tercatat 3.396 ekor di tahun 2023, bertambah 240 ekor dari hasil perhitungan tahun 2022. Populasi komodo pada 2023 menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Jumlah komodo terus meningkat sejak 2018 hingga 2021. Jumlahnya menurun pada 2022, namun kembali naik pada 2023. Pada 2018 hanya terdapat 2.897 komodo di Taman Nasional Komodo. Populasi kadal raksasa itu bertambah pada 2019 menjadi 3.022 ekor; 2020 (3.163); 2021 (3.303); dan 2022 (3.156).
Hendrikus mengatakan, naik turunnya populasi komodo adalah suatu hal yang wajar terjadi di alam liar. Sepanjang populasinya tidak naik signifikan atau turun drastis dalam beberapa tahun secara berturut-turut.
“Selama tidak terjadi kenaikan drastis yang terjadi selama beberapa tahun berturut-turut atau penurunan terus-menerus, maka tidak perlu ada kekhawatiran ataupun euforia yang berlebihan,” ujar Hendrikus.
Ia menyebut sejumlah faktor yang bisa menjadi sebab terjadinya peningkatan populasi komodo. Populasi meningkat bisa disebabkan banyak komodo betina yang bereproduksi pada beberapa tahun sebelumnya. Bisa juga karena tingkat keberhasilan hidup anakan yang cukup tinggi. Faktor lainnya adalah ketersediaan hewan yang menjadi mangsanya.