Beritalabuanbajo.com,- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung program serta event dan juga pendekatan dalam pengembangan pariwisata yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Tren pariwisata di pascapandemi bergerak dari quantity tourism menjadi quality tourism yang fokusnya pada sustainability dan salah satunya adalah wisata air. Jadi wisata air ini menjadi salah satu yang akan kita kembangkan,” kata Menparekraf Sandiaga dalam konferensi pers “World Water Forum ke-10” di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin kemarin.
Indonesia dikatakan Menparekraf Sandiaga, memiliki berbagai jenis potensi wisata air. Seperti kawasan ekowisata mangrove, sungai, juga danau.
Potensi wisata danau misalnya. Indonesia memiliki 840 danau dengan tipologi yang sangat bervariasi. Bahkan sejumlah danau yang ada telah menjadi atraksi wisata kelas dunia.
Kemenparekraf pun banyak mendukung pelaksanaan event pariwisata yang berlangsung di danau seperti di Danau Toba dengan F1 Powerboat serta Aquabike Indonesia Championship 2024.
“Begitu juga dengan wisata sungai seperti di Kuansing (Kuantan Singingi) ada Festival Pacu Jalur,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Melalui kepemimpinan Indonesia dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10, diharapkan kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya air, salah satunya pengembangan potensi wisata air akan semakin baik.
“Presiden (Joko Widodo) di acara pembukaan World Water Forum menyampaikan pentingnya kolaborasi. Kita harus bukan hanya menjadi water fighter tapi water warrior,” kata Menparekraf Sandiaga.
Memastikan keterlibatan anak muda juga menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan wisata yang berkelanjutan.
“Kami berharap World Water Forum 2024 dapat memberikan manfaat bagi para peserta yang hadir baik stakeholder, industri pariwisata dan pemerintah daerah terkait. Semoga wisata air di Indonesia lebih optimal dan berkelanjutan sehingga memiliki daya saing global,” kata Menparekraf Sandiaga.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Vinsensius Jemadu, mengatakan Kemenparekraf dalam pelaksanaan World Water Forum ke-10 memberikan dukungan salah satunya dalam pelaksanaan Fair and Expo.
“Ada 250 booth yang tersebar di tiga lokasi kegiatan yang menampung hampir 500 UMKM. Tentu saja ini dalam rangka mendukung bagaimana UMKM kita bisa naik kelas dan juga bisa ikut serta dalam event skala global seperti (World Water Forum) ini,” ujar Vinsen.
Sementara Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf, Masruroh, mengatakan saat ini Kemenparekraf sedang menghitung dampak ekonomi juga dampak lingkungan dari penyelenggaraan event MICE sebesar World Water Forum ke-10 ini.
“Hampir 40 ribu orang dari berbagai negara hadir termasuk Indonesia. Ini tentu berkontribusi terhadap ekonomi masyarakat dan terhadap lingkungan. Maka kita juga melakukan penghitungan jejak karbon yang dikeluarkan dan harus dioffset oleh peserta,” ujar Masruroh.