Beritalabuanbajo.com – Komunitas Wanadri atau Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, akan melakukan ekspedisi keliling mengitari Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), sambil mendayung Sea Kayak (kayak tipe laut).
Ekspedisi bertajuk ‘Flores Sea Kayak Expedition’ ini akan dimulai pada 7 Agustus 2023 dan menempuh perjalanan sejauh 1051 kilometer.
Rute perjalanannya sendiri dimulai dari Pantai Pede Labuan Bajo, menyusuri utara Pulau Flores, melewati Maumere, Larantuka, kemudian arah utara Flores melewati Ende dan kembali ke Labuan Bajo.
Ekspedisi ini dilakukan oleh 6 orang tim laut atau pendayung kayak, dan 4 orang tim darat. Tim darat bertugas untuk melakukan dokumentasi, serta mensupport logistik bagi 6 orang pendayung.
“Tanggal 7 kami mulai dari Labuan Bajo ke arah utara, nanti singgah di Maumere, Larantuka, kemudian Ende dan kembali finish di Labuan Bajo,” kata ketua Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara, Yoppi Saragih.
Yopi menerangkan, ekspedisi ini akan memakan waktu kurang lebih 52 hari periode Agustus hingga Sebtember 2023, dan setiap harinya para peserta akan mendayung selama 6-8 jam sejauh 30 km sebelum beristirahat di camp yang telah ditetapkan.
Jauhnya perjalanan yang ditempuh kata Yoppi, membuat peserta harus melakukan banyak persiapan, tak terkecuali persiapan fisik. Persiapannya sendiri telah dilakukan sejak 9 bulan lalu, tepatnya sejak Oktober 2022 lalu.
“Konsepnya 3 sampai 4 hari mendayung 1 hari istirahat, dan kami hanya akan jalan kalau tinggi gelombang tidak lebih dari 1 meter, itu sudah SOP kami,” jelas Yoppi.
“Dari jarak 1051 kilometer ini, kami sudah tentukan 38 titik camp, dan kami prioritaskan di pemukiman warga, sehingga jauh lebih banyak interaksi dengan masyarakat lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Priyo Utomo, salah satu anggota mengatakan alasan dipilihnya Pulau Flores sebagai lokasi ekspedisi tersebut untuk membantu mempromosikan Flores sebagai daerah pariwisata, sekaligus mengenalkan olahraga kayak laut ke masyarakat lokal.
Selain itu, lanjut dia, ini juga bagian dari cita-cita Wanadri untuk mengelilingi pulau-pulau di Indonesia melalui jalur bahari, menyusuri pesisir-pesisir tropis berbagai pulau di Indonesia.
Menurut Priyo, alat transportasi kayak laut memiliki banyak kelebihan, salah satunya bisa menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh moda transportasi kapal laut.
“Flores adalah pulau yang sangat indah, begitupun dengan budayanya, kami ingin bertualang sekaligus menikmati keindahan itu, sekaligus mendukung upaya Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas,” ungkapnya.
Ekspedisi ini menurut dia telah dipersiapkan secara matang, mulai dari melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang menjadi tempat hidup Buaya maupun Komodo, begitu juga dengan kondisi gelombang selama perjalanan.
“Kami sudah latihan bagaimana mengenal karakter dari Buaya, bekerja sama dengan BKSDA NTT, kalaupun ketemu (Buaya) langkah-langkah apa yang dilakukan itu sudah diajarkan kepada kami,” ungkapnya.
Flores Sea Kayak Expedition mendapat apresiasi dari Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina. Ia berharap melalui ekspedisi tersebut pecinta kayak di seluruh dunia dapat mengetahui keindahan Labuan Bajo Flores. Shana menyebut Sea Kayak juga akan dijadikan sebagai alternatif atraksi wisata di Labuan Bajo.
“Kami BPOLBF mensupport untuk sedapat mungkin mengoptimalkan informasi dan publikasi termasuk mungkin ada sisi-sisi yang kita ngak bisa lihat dari darat, tapi bisa dilihat menggunakan kayak,” ujarnya.
Selain itu, Shana juga berharap melalui ekspedisi tersebut bisa ditemukan lokasi-lokasi wisata baru yang bisa menjadi tempat berlabuh kapal-kapal wisata yang membawa wisawatan dari Labuan Bajo.
“Karena kita saat ini lagi mengembangkan peta wisata bahari, jadi nanti Labuan Bajo Flores akan punya titik-titik labuh yang ada di sepanjang Flores, untuk bisa mendistribusikan wisawatan yang menggunakan kapal wisata, jadi tidak hanya di Labuan Bajo,” pungkasnya. (*BR/red)