Beritalabuanbajo.com, Labuan Bajo,- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLF) menyebut penutupan Taman Nasional (TN) adalah hal yang wajar dan biasa dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kawasan konservasi.
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup Taman Nasional Komodo (TNK) secara reguler pada tahun 2025 untuk aktivitas wisata. Tujuannya mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan serta menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan TNK.
“Penutupan sementara umumnya biasa dilakukan di beberapa kawasan taman nasional. Kawasan konservasi perlu tetap menjaga, merawat sumber daya yang dimiliki agar tidak rusak atau punah. Proses pemulihan dan regenerasi tetap diperlukan agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dengan keseimbangan alami,” kata pelaksana tugas Direktur BPOLF Frans Teguh, Selasa 16 Juli 2024 malam.
Frans Teguh mengungkapkan rencana penutupan Taman Nasional Komodo atas landasan kebijakan daya dukung dan daya tampung kawasan tersebut. Selain itu juga bagian dari strategi dan teknik management pengunjung, sehingga turis yang datang ke Labuan Bajo tidak terpusat di Taman Nasional Komodo.
“Pengaturan agenda atau jadwal itinerary juga dapat dialihkan ke destinasi lain, sambil menunggu jadwal pembukaan (TNK),” ujarnya.
Frans mendorong tour agent dan tour operator (TA/TO) untuk menginformasikan jauh-jauh hari soal jadwal penutupan kawasan sehingga diketahui wisatawan.
“Antisipasi terkait jadwal kunjungan agar tidak mendadak. Saat ini adalah penutupan sementara bisa satu hari, seminggu, atau dua minggu tergantung kebijakan dan pertimbangan konservasi oleh pengelola taman nasional,” ungkapnya.
Sejauh ini BPOLF mendukung Pusat Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan studi daya dukung daya tampung di TNK demi keberlanjutan konservasi, di tengah potensi meningkatnya kunjungan pariwisata karena penerbangan internasional ke Labuan Bajo dan minat wisata alam.
“Analisis daya dukung daya tampung menjadi landasan kebijakan TNK. Kerjasama dengan berbagai instutusi dan perguruan tinggi telah dilakukan . BPOLBF juga melakukan dukungan untuk perhitungan daya dukung dan daya tampung TNK,” tandas Frans.