Home / HEADLINE / LABUAN BAJO

Rabu, 21 Agustus 2024 - 09:35 WIB

Kepala BTNK Ungkap Sejumlah Masalah di Taman Nasional Komodo

Beritalabuanbajo.com, Labuan Bajo,- Taman Nasional Komodo menghadapi berbagai masalah dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal inilah yang memicu Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) sebagai pengelola kawasan berencana menutup tempat tersebut untuk aktivitas wisata pada hari-hari tertentu.

Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga mengungkapkan sejumlah persoalan yang mengancam kelestarian ekosistem dalam kawasan konservasi yang harusnya terlindungi. Di antaranya lonjakan kunjungan wisatawan hingga perairan yang tercemar limbah karena aktivitas wisata.

“Pada tahun 2023 dan 2024 lonjakan kunjungan ke taman nasional sangat luar biasa. Untuk itu ada semacam kekhawatiran jika lonjakan itu berlangsung bisa mengancam sumber daya alam terutama di perairan,” ujar Hendrikus, Senin kemarin.

Selain itu limbah ratusan kapal wisata juga mencemari perairan Taman Nasional Komodo. Hendrikus menegaskan membuang limbah kapal wisata ke laut menjadi salah satu pelanggaran yang dilakukan pelaku wisata bahari di perairan.

“Limbah. Banyak itu limbah (kapal). Itu mandi, cuci di atas kapal itu limbahnya luar biasa. Kemudian para penyelam yang belum profesional masih belajar, dampak kerusakan cukup tinggi,” ungkapnya.

Masalah lainnya adalah perburuan liar, penangkapan ikan yang berlebih hingga pembakaran hutan dan lahan sehingga api menghanguskan dan meninggalkan jejaknya di kawasan konservasi yang seharusnya terlindung.

“Sehingga memang alam harus ada waktu tertentu untuk istirahat. Itu yang melatarbelakangi ide (penutupan berkala Taman Nasional Komodo) muncul,” jelasnya. Karena itu Hendrikus mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencarikan solusi mengatasi sederet persoalan di Taman Nasional Komodo.

Salah satu langkah yang diambil BTNK adalah menutup secara berkala Taman Nasional Komodo pada hari-hari tertentu untuk aktivitas wisata sebagai upaya untuk menjaga kelestarian ekosistem di kawasan tersebut.

Ia mengatakan penutupan kawasan konservasi lazim dilakukan taman nasional untuk menjaga dan merawat sumber daya yang dimiliki agar tidak rusak atau punah. Aturan juga membolehkan itu berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 28 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Burung.

“Penutupan teman nasional dalam rangka recovery atau untuk penyelamatan ekosistem bukan hanya Taman Nasional Komodo, tetapi di seluruh dunia. Di Indonesia, ada skema penutupan secara berkala, sistem buka tutup. Rencana penutupan ini adalah mulia untuk konservasi, untuk penyelamatan ekosistem,” tandasnya.

Share :

Baca Juga

HEADLINE

Timnas Indonesia Gelar Latihan Perdana di Bahrain

HEADLINE

Menparekraf: Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024 Promosikan Pariwisata Berkelanjutan

HEADLINE

Pesona Pantai Batu Cincin Mbewe di Ende NTT, Salah Satu Situs Geologi di Indonesia

HEADLINE

Menparekraf: Ideafest Jadi Momentum Kembangkan Inovasi Sektor Parekraf

HEADLINE

Dua Perusahaan Investasi 10 Juta USD di Parapuar Labuan Bajo

HEADLINE

Bawaslu Manggarai Barat: Lapor Segala Bentuk Kecurangan, Jangan Hanya Katanya-katanya

HEADLINE

Sejumlah Pembalap Tiba di Indonesia Jelang MotoGP Mandalika 2024

HEADLINE

Pengembangan Pariwisata Labuan Bajo Dibutuhkan Data Statistik